Tuesday, November 16, 2010

RSBI PUNYA 12 TITIK LEMAH

Selain dari pemerintah, pelaksanaan program rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) sebagai jembatan menuju SBI mendapatkan sorotan tajam dari berbagai pihak. Terutama dari para pengamat pendidikan. Salah seorang yang memberikan tanggapan pedas mengenai pelaksanaan program RSBI adalah Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Satria Dharma. ”Hentikan aja program itu. Nggak mungkin berhasil,” tegas Satria ketika dihubungi Jawa Pos kemarin (18/7). Satria telah mengamati pelaksanaan program RSBI sejak awal. Menurut hasil pengamatannya, ada 12 titik yang menjadi kelemahan program yang sejatinya bertujuan membuat output pendidikan di Indonesia berkualitas internasional tersebut. Kelemahan pertama RSBI, menurut Satria, ada pada konsepnya yang lemah dan tidak didahului riset yang mendalam. Satria menyoroti orientasi SBI = SNP + X, yang menurut dirinya tidak memiliki bentuk dan arah yang jelas (SNP = standar nasional pendidikan). Tidak ada definisi yang jelas mengenai apa yang disebut sebagai ”X”. Apakah itu standar pendidikan internasional seperti Cambridge IGCSE, atau TOEFL/TOEIC, ataukah ISO. ”Dikdasmen sendiri tidak paham apa arti X itu,” ucap Satria. Model pengembangan RSBI yang dicanangkan pemerintah juga dinilai salah. Dikdasmen membuat empat rumusan model pembinaan SBI, yakni model sekolah baru (newly developed), model pengembangan pada sekolah yang telah ada (existing school), model terpadu, dan model kemitraan. Padahal, sebenarnya hanya ada dua model, yakni model sekolah baru dan model sekolah yang telah ada, sedangkan yang lain hanya teknis pelaksanaannya. Selama ini Dikdasmen melaksanakan model kedua. Padahal, buku panduan penyelenggaraan RSBI mengacu pada model pertama. Artinya, model yang dikembangkan sekarang tidak akan mungkin bisa memenuhi kriteria untuk menjadi sekolah SBI, yang model pengembangannya mengacu pada model pendirian sekolah baru. Kritik mendasar lain ditujukan pada penggunaan bahasa Inggris di RSBI. Menurut Satria, ada kesalahan asumsi bahwa di SBI itu kegiatan belajar mengajar (KBM)-nya harus dilakukan dalam bahasa Inggris, dengan media pendidikan canggih, seperti laptop dan LCD. Padahal, di negara-negara maju, seperti Jepang, Prancis, dan Jerman, tidak perlu mengajarkan materi dalam bahasa Inggris untuk mencapai standar internasional. ”Kurikulumnya yang harus internasional atau tidak di bawah kualitas kurikulum negara yang sudah maju. Pendidikan itu juga bukan masalah alat, tapi proses,” tuturnya. Konsep RSBI juga dinilai berangkat dari asumsi yang salah tentang penguasaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dan hubungannya dengan nilai TOEFL. Pengajar hard science (matematika dan IPA) harus memiliki TOEFL lebih dari 500. Padahal, tidak ada hubungan antara nilai TOEFL dan kemampuan mengajar hard science dalam bahasa Inggris. ”Jadi, keliru kalau mengukur keberhasilan pengajaran hard science bertaraf internasional dengan TOEFL. Yang dibutuhkan guru sekolah bilingual adalah performance-nya. Bukan TOEFL yang lebih cenderung mengukur kompetensi seseorang,” tegas Satria. Penggunaan bahasa Inggris dalam penyampaian materi matematika dan IPA dinilai akan menghambat pemahaman materi oleh siswa. Sebab, masyarakat Indonesia umumnya tidak fasih berbahasa Inggris. Maka, ketika pelajaran diberikan dalam bahasa Inggris, otomatis siswa butuh waktu lebih lama untuk menguasai sehingga malah mengacaukan KBM. Peluang guru-guru RSBI dalam menguasai pemberian materi dalam bahasa Inggris juga disorot Satria. Menurut dia, hampir mustahil membuat guru-guru, yang pada kenyataannya di daerah-daerah pun belum mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan fasih untuk mengajar, mengajar dalam bahasa Inggris. Apalagi untuk memperoleh nilai TOEFL lebih dari 500, seperti yang ada dalam panduan penyelenggaraan RSBI. Berbagai hal yang menjadi panduan penyelenggaraan RSBI juga membuat penyelenggara melakukan berbagai ”kesalahan” lain. Terutama adanya anggapan bahwa RSBI hanya untuk siswa yang cerdas. Buktinya, untuk masuk RSBI, siswa harus mengikuti tes tertentu. Padahal, seharusnya RSBI terbuka untuk siswa dengan tingkat kecerdasan rata-rata sampai yang cerdas. Bukan hanya untuk siswa yang menonjol secara intelektual. Media pendidikan yang canggih di RSBI membuat sekolah harus mengeluarkan biaya operasional yang lebih besar sehingga memberikan legitimasi bagi sekolah untuk melakukan komersialisasi pendidikan. Akibat tingginya cost itu, biaya pendidikan di RSBI pun lebih mahal daripada di sekolah reguler. Fasilitas dan sejumlah requirement untuk siswa RSBI itu juga menciptakan berbagai stigma di masyarakat. RSBI menciptakan eksklusivitas dan kastanisasi karena hanya bisa dimasuki anak-anak pintar dan dari kalangan menengah ke atas atau yang mampu membayar biaya pendidikan lebih tinggi. Kacaunya lagi, program tersebut juga telah memberikan persepsi yang keliru kepada orang tua, siswa, dan masyarakat. Yakni, masuk RSBI memberikan kebanggaan dan gengsi, maka orang tua rela melakukan apa saja agar anaknya masuk RSBI. Padahal, mereka belum tentu punya biaya untuk mengambil sertifikasi luar negeri atau mengirim anaknya sekolah ke luar negeri. ”Orang tua hanya membeli label internasionalnya itu. Mereka tidak tahu isinya sebenarnya apa,” cetus Satria. Selain itu, dia mengajak untuk berkaca pada kegagalan Malaysia melakukan program internasional sejenis yang disebut pembelajaran sains dan matematik dalam bahasa Inggeris (PPSMI). Sejak 2003 sekolah-sekolah di Malaysia melakukan pengajaran sains dan matematika dengan bahasa pengantar bahasa Inggris. Hasilnya, yang bisa survive hanya sekolah yang berada di kota besar dan sekolah berasrama di kota. Untuk sekolah lain, terjadi degradasi mutu. Karena itu, program tersebut akan dicabut pada 2012. ”Padahal, Malaysia bekas jajahan Inggris dan bahasa Inggris menjadi bahasa kedua di sana. Bayangkan apa yang terjadi dengan Indonesia, yang sebagian besar masyarakatnya tidak fasih berbahasa Inggris?” katanya. Karena faktor-faktor itulah, Satria berani mengatakan bahwa program RSBI tidak akan berhasil diberlakukan di Indonesia. Lantas, apa yang harus dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan? Jawabannya ialah meningkatkan kualitas guru dan fasilitas pendidikan di sekolah-sekolah secara merata. ”Hanya dengan melakukan itu saja, kualitas pendidikan kita sudah bisa meningkat pesat,” tandasnya. source:http://groups.yahoo.com/group/dikmenjur/message/78823

SEGERA EVALUASI SBI dan RSBI

Berawal dari Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) pasal 50 ayat 3 yang menyatakan bahwa pemerintah dan /atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan bertaraf internasional, sekolah-sekolah rintisan internasional di berbagai jenjang pendidikan menjamur di Tanah Air. Belakangan program tersebut tidak saja dikembangkan di lembaga pendidikan di bawah Kementerian Pendidikan Nasional (sekolah), tetapi juga lembaga pendidikan di bawah Kementerian Agama (madrasah). Jika tidak salah pada tahun 2010 ini saja Kementerian Agama mencanangkan dua belas Madrasah Aliyah sebagai Rintisan Madrasah Bertaraf Internasional. Dalihnya jelas, yakni untuk menjalankan amanah undang-undang tersebut. Tak ketinggalan, sekolah-sekolah pinggriran pun juga melabel diri mereka sebagai sekolah bertaraf, setidaknya rintisan, internasional. Dalam waktu singkat jumlah sekolah dan madrasah yang merintis program internasional sangat banyak.

Setelah tujuh tahun sejak peraturan yang memayungi pendirian sekolah bertaraf internasional itu diundangkan, kini sudah saatnya pemerintah melakukan evaluasi menyeluruh tentang kebijakan tersebut. Sebab, kenyataannya pemahaman tentang visi, tujuan, dan manajemen sekolah bertaraf internasional sebagaimana maksud semula undang-undang tidak sepenuhnya dipahami baik oleh pihak sekolah maupun pemerintah daerah. Akibatnya, pelaksanaannya telah melenceng agak jauh dari maksud semula. Ini bisa dilihat dari kesalahan dalam mengartikan ‘internasional’.

Konsep internasionalisasi pendidikan bukan sekadar menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam kegiatan belajar mengajar, tetapi juga mulai sistem pendidikan, kurikulum, standar, dan kualitasnya yang internasional. Karena itu, jika berbahasa Inggris dijadikan satu-satunya tanda sudah berinternasional, maka sungguh konyol. Semua pihak hanya berkonsentrasi bagaimana meningkatkan kemampuan bahasa Inggris. Para guru sibuk belajar bahasa Inggris agar bisa mengajar di kelas internasional karena merasa lebih bergengsi dan tentu ada tambahan honorarium yang berbeda dengan yang tidak mengajar di kelas internasional. Sedangkan para siswa lebih berkonsentrasi belajar bahasa Inggris daripada bahasa Indonesia. Karena itu, tak mengherankan jika matapelajaran bahasa Indonesia pada Ujian Nasional 2010 sangat jeblok. Nilai matapelajaran bahasa Inggris lebih baik daripada nilai bahasa Indonesia. Sebuah ironi terjadi di dunia pendidikan kita. Bahasa asing lebih dikuasai daripada bahasa nasional yang mestinya dijunjung tinggi.

Yang lebih parah lagi adalah terjadinya pungutan dana yang jauh dari ukuran kemampuan masyarakat pada umumnya. Sekadar ilustrasi di sebuah sekolah favorit di sebuah kota ukuran sedang ada orangtua siswa yang sanggup membayar uang masuk sebesar Rp. 25 juta rupiah jika anaknya diterima di kelas program internasional. Saya kira untuk ukuran masyarakat kita uang sebesar untuk beaya masuk SMA itu jauh di atas kemampuan rata-rata masyarakat kita. Padahal, untuk beaya masuk perguruan tinggi saja tidak sebesar itu.

Tak pelak lagi pungutan tersebut mengundang reaksi dari berbagai pihak akhir-akhir ini sehingga program internasionalisasi pendidikan tak ubahnya merupakan komersialisasi pendidikan. Padahal, dari pengamatan sekilas yang disebut kelas program internasional tersebut sama sekali tak ada bedanya dengan kelas-kelas lain, kecuali untuk mata pelajaran IPA disampaikan dalam bahasa Inggris oleh guru yang baru saja kursus bahasa Inggris dengan kemampuan pas-pasan. Akhirnya yang terjadi bukan mengajarkan matapelajaran IPA dalam bahasa Inggris, melainkan mengajar bahasa Inggris (not teaching physics in English, but teaching English). Jika terpaksa menyampaikan matapelajaran IPA tersebut dalam bahasa Inggris, siswa juga tidak paham sebab bahasa Inggris tidak komunikatif. Tentu semua paham bahwa mengajar bahasa Inggris tidak sama dengan mengajar dalam bahasa Inggris.

Latar belakang pendirian sekolah bertaraf internasional adalah semakin ketatnya kehidupan di era globalisasi saat ini. Sebagai bagian dari masyarakat global, Indonesia perlu segera mengambil langkah-langkah konkret menghadapi kompetisi global tersebut yakni membekali siswa dengan kemampuan kompetitif yang tinggi sehingga mampu bersaing di kancah global. Karena itu lahirlah undang-undang yang memberikan kesempatan kepada sekolah-sekolah yang sudah mapan untuk mengembangkan diri menuju sekolah internasional.

Ukuran mapan atau tidak ditakar dari pemenuhan delapan komponen standar nasional pendidikan, mulai dari isi, proses, lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, manajemen, keuangan, hingga evaluasi. Jika delapan komponen standar itu terpenuhi, maka sekolah bisa mengembangkannya menuju rintisan internasional dengan memfokuskan pada pendalaman, pengembangan, dan perluasan isi sehingga lulusanya memiliki daya saing tinggi. Singkatnya SBI adalah SNP + X. Kenyataannya yang terjadi adalah sekolah-sekolah yang masih jauh dari pemenuhan delapan standar nasional pendidikan itu dicanangkan atau mencanangkan diri sebagai sekolah internasional. Bisa dibayangkan hasilnya seperti apa.

Uniknya lagi jika ada pihak yang mengkritisi statusnya sebagai sekolah bertaraf internasional, pengelola umumnya menjawab ‘sebagai rintisan’, sehingga sekolah itu berlabel RSBI. Jadi belum bertaraf internasional. Kata ‘rintisan’ ternyata cukup ampuh untuk menarik minat masyarakat menyekolahkan putra-putrinya di sekolah tersebut. Dalam benak pengelola, karena masih berstatus ‘rintisan’, maka kalaupun kualitasnya belum sepadan yang diharapkan sebagai sekolah internasional, mohon semua pihak memakluminya. Tetapi pada saat yang sama, karena masih tahap merintis menuju yang sesungguhnya diperlukan dana cukup besar. Karena itu, orangtua yang menyekolahkan anaknya di program rintisan itu mesti rela mengeluarkan beaya jutaan rupiah yang hasil dan akuntabilitasnya tidak jelas.

Dari gambaran di atas, kini sudah saatnya kebijakan internasionalisasi pendidikan segera dievaluasi oleh pemerintah bersama wakil rakyat (DPR). Semua sekolah dan madrasah yang selama ini melabel diri mereka sebagai Sekokah/Madrasah Bertaraf Internasional atau Rintisan Sekolah/Madrasah Internasional diminta akuntabilitasnya baik dari sisi akademik maupun keuangannya. Dari sisi akademik, dicek apa saja produk akademik yang telah dihasilkan dari program tersebut, dan dari sisi keuangan dicek untuk apa saja dana yang diserap dari masyarakat dalam jumlah yang cukup besar itu.

Dari evaluasi menyeluruh itu akan bisa diketahui sekolah-sekolah yang memang layak dan berpotensi layak menuju internasional untuk diteruskan dengan pembinaan intensif dan dukungan dana dari pemerintah sehingga tidak menarik dana dari masyarakat secara berlebihan. Sesuai undang-undang pendidikan merupakan tanggung jawab penuh pemerintah dan masyarakat ikut serta dalam pengembangan pendidikan. Karena itu, menarik dana besar-besaran dari masyarakat untuk program internasionalisasi sekolah bertentangan dengan undang-undang.

Sementara itu, jika dalam evaluasi ditemukan sekolah yang belum layak mengembangkan program internasionalisasi pendidikan segera dikembalikan ke status semula sebagai Sekolah Nasional. Menjadi sekolah nasional dengan kualitas unggul tidak kalah gengsi dan akan jauh lebih bermartabat daripada melabel diri dengan kata ‘internasional’ tetapi tidak berkualitas dan hanya dipakai sebagai kedok untuk memungut dana masyarakat secara berlebihan. Muncul kekhawatiran jika tidak segera ada evaluasi dan program sejenis terus tumbuh, maka akan terjadi komersialisasi pendidikan yang luar biasa. Korbannya adalah masyarakat yang tidak berkantong tebal.

Perlu disadari oleh semua bahwa pendidikan adalah hak setiap warga negara dan menyangkut hajat hidup orang banyak. Pendidikan merupakan kebutuhan sangat mendasar setiap warga negara. Karena itu, adalah kewajiban pemerintah untuk memberikan kesempatan kepada semua warga negara memperoleh pendidikan yang layak. Pendidikan bukan monopoli anggota masyarakat yang berduit. Ada gejala program internasionalisasi pendidikan di sekolah-sekolah kita berpotensi melahirkan ketidakadilan memperoleh pendidikan.

source: http://mudjiarahardjo.com/artikel/246-segera-evaluasi-sbi-dan-rsbi.html

INTERSTING FOR STUDENTS

Ternyata banyak cara belajar yang menyenangkan. Tidak harus berkerut dahi, garuk-garuk kepala yang tidak gatal, ucek-ucek mata padahal tidak kelilipan, ngemut pen or pensil padahal sadar bahwa itu bukan permen, mendesis padahal tidak kepedasan, berkeringat padahal tidak kepanasan bahkan marah tanpa ada masalah...... dan banyak lagi expresi yang tidak perlu ada pada saat menghadapi pelajaran.... Coba saja Link disini untuk mendapatkan cara belajar yang tidak menekan bahkan menyenangkan.... Follow these LINK 1. Learning for Fun dan 2. ESL / EFL Sites

PRO-KONTRA UJIAN NASIONAL

DPR Minta Penjelasan MA "Jika sebagai alat ukur kualitas pendidikan dan memetakan mutu, setuju." JAKARTA - Komisi Pendidikan Dewan Perwakilan Rakyat hari ini direncanakan melakukan rapat konsultasi dengan Mahkamah Agung dan Kementerian Pendidikan Nasional untuk meminta penjelasan tentang persoalan ujian nasional, yung akan diselenggarakan Maret mendatang.

Ketua Panitia Kerja Ujian Nasional DPR Rully Chairul Azwar mengatakan rapat konsultasi diadakan setelah keluarnya amar putusan Mahkamah Agung soal ujian nasional pada 14 September 2009. Dalam amar putusannya, Mahkamah Agung memenangkan pihak penggugat yang menolak diadakannya ujian nasional bagi peserta didik.

Next>>>>

Agenda Rahasia dibalik Ujian Nasional

Chanel: Opini

Polemik perlu tidaknya Ujian Nasional (UN) diadakan sebagai penentu kelulusan siswa terus berlangsung di tengah masyarakat, namun UN juga terus berjalan dan memakan korban. Banyak sekolah di beberapa daerah yang tingkat ketidaklulusannya mencapai 100 persen. Para siswa stres dan korban-korban UN pun berjatuhan.

Apakah pemerintah tidak mau mendengar suara rakyat, termasuk juga pendapat para pakar pendidikan? Ataukah pemerintah punya agenda tersendiri dengan diselenggarakannya UN yang menjagal para siswa "tidak beruntung" layaknya alat sortir otomatis? Seperti pabrik yang mempunyai mesin sortir untuk menyingkirkan produk yang tidak memenuhi standar, dan meloloskan produk yang sempurna untuk diterima pasar?

Jawabannya ada di UU No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang pada pasal 50 ayat 3 berbunyi pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional.

Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) ini pada tahap awalnya berbentuk rintisan atau disebut Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Sekolah khusus berbiaya mahal ini dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas lengkap dan mahal, seperti ruangan yang ber-AC, kursi dan meja berkualitas, makan siang untuk para siswa disebabkan jam pelajaran berlangsung sampai sore, sarana audio visual, dan guru-guru dengan kemampuan khusus, serta buku-buku pelajaran tersendiri. Semua ongkos ditanggung oleh orang tua siswa dan dibebankan pada masa pendaftaran di awal tahun ajaran baru. Besarnya biaya bisa mencapai jutaan rupiah. Bisa anda bayangkan, baru rintisan sudah begitu mahal, bagaimana kalau sudah menjadi SBI.

Walaupun UU mengamanahkan paling sedikit hanya satu sekolah bertaraf internasional dalam suatu daerah, namun pertumbuhan RSBI cukup pesat di beberapa kabupaten atau kota tertentu. Diperkirakan karena adanya persaingan gengsi antar sekolah dan juga "bau uang" yang cukup menggiurkan.

Pemerintah - baca oknum - tentu berkepentingan akan hal ini, dan sebagai pelumas untuk melicinkan jalannya pertumbuhan RSBI dibuatkanlah Ujian Nasional (UN) sebagai penentu kelulusan siswa. Meskipun menurut PP No.19 Tahun 2005 Pasal 68 disebutkan bahwa hasil UN digunakan sebagai "salah satu pertimbangan" saja untuk penentuan kelulusan peserta didik dari program dan/atau satuan pendidikan.

Faktanya kelulusan siswa RSBI dalam menempuh UN tercatat memuaskan, dibanding dengan sekolah dengan kelas reguler. Mungkin sebabnya adalah sekolah lebih memprioritaskan pelayanan pengajaran bagi siswa yang sudah membayar mahal, dan juga untuk tetap menjaga mutu dan gengsi RSBI. Sehingga dengan ini diharapkan nilai jual RSBI juga semakin tinggi, dan orang tua calon siswa berlomba-lomba mendaftarkan anaknya di RSBI pada setiap tahun ajaran baru.

Sumber: http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=16980

SEKOLAHNYA MANUSIA

Mari belajar mengetahui bagaimana sekolahnya manusia melalui Wawancara Ekslusif. follow this LINK >>>>

ENGLISH IS NOT DIFFICULT

Karena pada awal sudah dijejali dengan penugasan yang kurang diminati siswa, maka kesan yang timbul adalah bahwa pelajaran yang satu ini tidak menarik sama sekali. Selain itu bisa juga diakibatkan karena kurangnya kesiapan, inisiatif serta minimnya kreatifitas guru dalam mengemas materi, sehingga bahasa diajarkan sebagai " the language usage" bukan " the language use". Tanpa perlu menjadi Creator, saat ini cukuplah sebagai Facilitator dan Motivator, ternyata siswa lebih enjoy dalam belajar. please click here : 1. >>>for resource and 2. >>>for online learning Selamat belajar !!!

Tuesday, October 5, 2010

SIAP UN SMA

HADAPI UN DENGAN SEPENUH HATI
Setelah berkutat dengan berbagai persoalan pelajaran selama hampir 3 tahun, kini masa depan anda akan ditentukan hanya dalam waktu 120 menit, Adilkah????? Apapun kata orang, kita setidaknya berupaya untuk tidak terjebak dalam kubangan masalah. Tanpa keluh kesah, jangan ada kata menyerah, mari bersama berupaya membangun diri dan hadapi pergumulan yang yang akan hadir diseputaran Maret mendatang ...... U N, Kutantang engkau dengan ketenangan dan kesiapan diriku............ 1. Kumpulan Soal UN dan 2. Prediksi soal UN

SIAP UN SMP

OPTIMIS MENGHADAPI UN
Buat adik-adik yang masih studi pada jenjang SMP, berikut ini beberapa files mata pelajaran yang diujikan secara Nasional yang bisa adik-adik download. Mari hadapi UN dengan penuh percaya diri!!!!! 1. Try Out 2.Prediksi UN

Saturday, September 18, 2010

MEMILIH JURUSAN KULIAH DI PERGURUAN TINGGI

Pada umumnya siswa yang telah lulus dari SMA, SMEA, SMK dan jenjang sederajat lainnya akan melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi baik Perguruan Tinggi Negeri / PTN maupun Perguruan Tinggi Swasta / PTS. Pada perguruan tinggi terdapat penjurusan mahasiswa berdasarkan subyek mata kuliah yang diambil. Setiap jurusan memiliki materi dan sifat pembelajaran yang berbeda-beda. Jurusan yang memiliki sifat yang serupa akan digabung dalam suatu fakultas, akademi, sekolah tinggi, dan lain sebagainya. Memilih jurusan kuliah bukan urusan yang mudah dan bukan persoalan yang sepele. Banyak faktor yang harus diperhitungkan dan dipikirkan masak-masak. Memilih secara tergesa-gesa tanpa memperhitungkan segala aspek akan berakibat fatal mulai dari kesadaran yang terlambat bahwa jurusan yang diambil tidak sesuai dengan kepribadian sampai pada drop out / DO atau dikeluarkannya seorang mahasiswa / mahasiswi karena dinyatakan tidak mampu mengikuti pendidikan yang diikutinya. Maka dari itu pemilihan jurusan sedini mungkin harus mulai dipertimbangkan. Salah pilih jurusan merupakan bencana dan kerugian yang besar bagi anda di masa depan.

Cara milih jurusan di Perguruan Tinggi yang baik :

1. Menyesuaikan Cita-Cita, Minat dan Bakat

Bagi yang telah memiliki cita-cita tertentu, maka lihatlah jurusan apa yang dapat membawa menuju profesi atau pekerjaan yang diinginkan tersebut. Janganlah memilih jurusan teknik geodesi jika anda ingin menjadi seorang dokter ahli kandungan dan jangan pula memilih jurusan sastra jawa jika bercita-cita menjadi polisi.

Sesuaikan jurusan yang ingin diambil dengan minat dan bakat. Jika tidak menyukai hitung-hitungan janganlah mengambil jurusan matematika dan jika tidak menyukai menggambar jangan mengambil jurusan teknik sipil. Kemudian lihat bakat anda saat ini. Mengembangkan bakat yang sudah ada disertai dengan rasa suka dan cita-cita pada suatu jurusan studi akan menjadi pilihan yang tepat.

2. Informasi yang Sempurna

Carilah informasi yang banyak sebagai bahan pertimbangan anda untuk memilih jurusan. Cari dan gali informasi dari banyak sumber seperti orang tua, saudara, guru, teman, bimbel, tetangga, konsultan pendidikan, kakak kelas, teman mahasiswa, profesional, dan lain sebagainya. Jangan mudah terpengaruh dengan orang lain yang kurang menguasai informasi atau ikut-ikutan teman / trend.

Internet juga merupakan media yang tepat dan bebas untuk bertanya kepada orang-orang di dalamnya tentang apa yang ingin kita ketahui. Cari situs forum atau chating melalui messenger dengan orang yang dapat dipercaya. Semua informasi yang didapat dirangkum dan dijadikan bahan untuk membantu memilih jurusan.

3. Lokasi dan Biaya

Bagi orang yang hidup dalam ekonomi atas, memilih jurusan tidak akan menjadi masalah. Biaya yang nantinya harus ditanggung dapat diselesaikan dengan mudah baik dari pengeluaran studi, biaya hidup, lokasi tempat tinggal, dan lain sebagainya. Bagi masyarakat golongan menengah ke bawah, lokasi dan biaya merupakan masalah yang sangat diperhitungkan.

Jika dana yang ada terbatas maka pilihlah lokasi kuliah yang dekat dengan tempat tinggal atau lokasi luar kota yang memiliki biaya hidup yang rendah. Pilih juga tempat kuliah yang biaya pendidikan tidak terlalu tinggi. Jika dana yang ada nanti belum mencukupi, maka carilah beasiswa, keringanan, pekerjaan paruh waktu / freelance atau sponsor untuk mencukupi kebutuhan dana anda. Jangan jadikan pula uang sebagai faktor yang sangat menghambat masa depan anda.

4. Daya Tampung Jurusan / Peluang Diterima

Perhatikan daya tampung suatu jurusan di PTN dan PTS favorit. Pada umumnya memiliki kuantitas yang terbatas dan diperebutkan oleh banyak orang. Jangan membebani diri anda dengan target untuk berkuliah di tempat tertentu dengan jurusan tertentu yang favorit. Anda bisa stres jika kehendak anda tidak terpenuhi. Buat banyak pilihan tempat kuliah beserta jurusannya.

Ukur kemampuan untuk melihat sejauh mana peluang menempati suatu jurusan di tempat favorit. Adanya seleksi masal yang murni seperti UMPTN, SPMB, Sipenmaru dan lain sebagainya dapat menjegal masa depan studi anda jika tidak persiapkan dan diperhitungkan matang-matang. Pelajari soal-soal seleksi dan ikuti ujian try out sebagai percobaan anda dalam mengukur kemampuan yang anda miliki.

Namun jangan terlalu minder dengan hasil yang didapat. Jika pada SPMB ada 2 jurusan yang dapat dipilih, pilih satu jurusan & tempat yang anda cita-citakan dan satu jurusan lain atau lokasi lain yang sesuai atau sedikit di bawah kemampuan anda.

5. Masa Depan Karir dan Pekerjaan

Lihatlah ke depan setelah anda lulus nanti. Apakah jurusan yang anda ambil nanti dapat mengantar anda untuk mendapatkan pekerjaan dan karir yang baik? Banyak jurusan-jurusan yang saat ini lulusannya menganggur tidak bekerja. Tidak hanya orang dari jurusan tertentu saja yang dapat bekerja pada suatu profesi, karena saat ini rekrutmen perusahaan dalam mencari tenaga kerja tidak melihat seseorang dari latar belakang pendidikan saja, namun juga pengalaman. Tetapi jika kompetensi, keberanian dan kemampuan anda jauh dari orang-orang normal, maka jurusan apapun yang anda ambil sah-sah saja.

Biarkanlah hati dan akal sehat anda bicara tanpa adanya campur tangan dari orang lain. Konsultasikan dengan orang tua dan orang lain yang anda percayai. Pemilihan jurusan kuliah sangat menentukan masa depan anda. Selamat berjuang.

KEMANA SETELAH LULUS SMA???

Inilah pertanyaan yang akan timbul bagi siswa-siswa SMA/SMK yang sebentar lagi akan meninggalkan bangku sekolah SMA/SMK. Tahun Ajaran Baru akan segera tiba dan bagi para lulusan SMA/SMK akan menentukan pilihan nya Kemana setelah Lulus SMA ?

Tulisan ini dikhususkan bagi para siswa SMA / SMK yang lulus UAN, dan bagi yang belum lulus harap bersabar, tulisan ini bisa juga dijadikan bekal jika sudah lulus dalam UAN nantinya.

Kembali ke pertanyaan diatas, Kemana Setelah Lulus SMA ?

Jawabannya ada 4 yaitu : Nganggur, Nikah, Kerja, Kuliah.

Nganggur : Menganggur setelah lulus SMA mungkin bukanlah pilihan yang diidamkan tapi kemungkinan karena terpaksa. Yah terpaksa nganggur karena tidak lulus masuk perguruan tinggi, atau biaya masuk perguruan tinggi belum cukup, atau memberikan kesempatan kepada adik-adik yang masih membutuhkan biaya sekolah, atau mempunyai alasan lainnya. Yang jelas pilihan menganggur kayaknya bukan idaman setiap siswa tapi karena terpaksa.

Nikah : Kayaknya enak ya setelah lulus SMA langsung nikah. Tapi sebetulnya pilihan ini juga bukan idaman dari para siswa setelah lulus SMA. Pilihan nikah setelah lulus SMA juga kemungkinan karena terpaksa dengan alasan yang mirip alasan nganggur diatas, daripada nganngur mendingan kawin eh nikah. Dibeberapa daerah di Indonesia khususnya di kampung-kampung masih ada kebiasaan khususnya para gadis, setelah lulus SMA langsung nikah atau nunggu nikah.

Kerja : Jika setelah lulus SMA / SMK memilih untuk kerja, maka pilihlah jenis pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan anda. Untuk lowongan pekerjaan lulusan SMA / SMK memang lingkupnya sangat terbatas, itupun masih dibutuhkan ketrampilan tambahan seperti harus menguasai computer. Jenis pekerjaan bagi lulusan SMA ini memang tidak bisa pilih-pilih, dengan semakin majunya perkembangan zaman maka specifikasi yang dibutuhkan dalam jenis pekerjaan juga semakin tinggi. Sebagai contoh untuk pekerjaan Office Boy atau Cleaning Service saat ini yang dibutuhkan ijazah SMA.

Kuliah : Jika niatnya setelah lulus SMA mau melanjutkan kuliah ke Perguruan Tinggi, maka beberapa pertahankan niat anda itu. Memang yang utama adalah niat, jika niat sudah kuat maka banyak jalan ke Roma. Setelah niat ke Perguruan Tinggi kuat, maka agar niat anda tercapai dengan baik maka pilihlah Perguruan Tinggi Idaman.

Jika tujuan Anda adalah melanjutkan Kuliah setelah Lulus SMA, maka yang perlu diperhatikan dlam memilih Perguruan Tinggi adalah pilihlah Perguruan tinggi Idaman.

Perguruan Tinggi Idaman adalah Perguruan Tinggi yang mempunyai Mutu / Kualitas yang tetap dipertahankan dan terus ditingkatkan dengan biaya yang bisa terjangkau oleh semua lapisan masyarakat dengan suasana kuliah yang nyaman dan tenteram, sanggup mengadakan terobosan terhadap perkembangan dimasyarakat dan berguna bagi masyarakat nusa dan bangsa baik secara kelembagaan maupun secara output mahasiswanya, sehingga menjadi favorit dan dicintai masyarakat.

Perguruan Tinggi Idaman mencakup :

Reputasi : Saat ini di Indonesia banyak sekali Perguruan Tinggi Swasta, jumlahnya mencapai ribuan. Dengan banyaknya Perguruan Tinggi Swasta ini, maka kita harus melihat Reputasi dari Perguruan Tinggi tersebut. Faktor usia Perguruan Tinggi juga mempengaruhi, karena semakin tua Perguruan Tinggi tersebut tentunya Reputasi nya dimasyarakat semakin baik dan sudah semakin di kenal orang. Begitu juga para alumninya, dimanapun dia berkiprah baik di pemerintahan maupun di swasta, selalu membawa kebaikan. Sehingga Perguruan Tinggi tersebut menjadi Perguruan Tinggi Favorit Indonesia.

Mutu Dosen : Yang perlu diperhatikan juga adalah kualitas dari tenaga pengajar (Dosen) Perguruan Tinggi tersebut, terutama Dosen Tetap. Tenaga pengajar (Dosen) harus sesuai bidang ilmu keahliannya. Suatu Perguruan Tinggi Terbaik adalah Perguruan Tinggi yang selalu meningkatkan kualitas keilmuannya.

Status Akreditasi : Status Akreditasi adalah Status terhadap Perguruan Tinggi berdasarkan penilaian berbagai Aspek. Kalau dulu sebelum tahun 1994 (masih zamannya saya kuliah dulu) status Fakultas / Jurusan dikenal dengan status Terdaftar, Diakui, Disamakan. Status yang paling tinggi adalah Disamakan. Setelah tahun 1994, status ini dirobah menjadi Akreditasi. Status Akreditasi Perguruan Tinggi adalah NA, C, B, A. Status Akreditasi Perguruan Tinggi yang tertinggi adalah A.

Fasilitas Belajar : Perguruan Tinggi Terbaik tentunya mempunyai fasilitas belajar yang memadai, mulai dari Kampus yang Terpadu, Gedung Kuliah yang layak, sarana Perpustakaan yang cukup dan fasilitas laboratorium yang memadai. Suasana belajar tenang, lingkungan kampus yang aman dan tenteram. Ruangan kuliah yang memadai artinya jumlah mahasiswa yang belajar seimbang dengan ruang kuliah.

Perguruan Tinggi Idaman pasti merupakan Perguruan Tinggi Favorit Indonesia yang termasuk dalam Perguruan Tinggi terbaik.

Pemikiran Lainnya

Banyak SMA yang lulus UAN ingin melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi , namun jadi ragu saat melihat biaya masuk yang tinggi. “ Biaya masuk ke Institut Pertanian Bogor (IPB) masih terjangkau semua kalangan. Kita menerapkan biaya subsidi silang. Orangtua yang ekonominya lebih tinggi akan membayar lebih tinggi dibandingkan yang ekonominya lemah, bahkan kita bisa menggratiskan dengan mencarikan beasiswa,” ujar Kepala Sub Direktorat Pengkajian Program Akademik Direktorat Pengkajian dan Pengembangan Akademik, Dr.Ir.Swastiko Priyambodo dalam Dialog Sore, Selasa (4/5) di RRI Bogor. Rata-rata mahasiswa baru membayar biaya awal masuk ke IPB sekitar Rp 10 -15 juta . Ini mencakup Biaya Peningkatan Mutu Pendidikan (BPMP), Biaya Pengembangan Institusi dan Fasilitas (BPIF), Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan (SPP), asrama setahun, dan sebagainya. Jika keberatan mengenai pembayaran biayanya, calon mahasiswa dapat mengangsur beberapa kali.

Menurut Dr. Swastiko terdapat 5 jalur masuk bagi siswa yang ingin kuliah di IPB antara lain: Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI), Prestasi Internasional dan Nasional (PIN), Beasiswa Utusan Daerah (BUD), Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Ujian Talenta Masuk (UTM). Jalur USMI atau yang dulu disebut Penelurusan Minat dan Kemampuan (PMDK) ini masuk ke IPB tanpa tes dan melalui seleksi berdasarkan peringkat prestasi sekolahnya. “Kita menyeleksi nilai prestasi siswa semester 1 - 4 dari 2000 SMA seluruh Indonesia. Rataan untuk nilai mata pelajaran tertentu khususnya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) minimal 7 (tujuh) untuk SMA di Jawa dan Bali. Sedangkan di Luar Jawa dan Bali rataan sekitar 7,5 ,” kata Dr.Swastiko. Terkait nilai mata pelajaran masing-masing SMA, IPB mempunyai database Peringkat Prestasi (PERAK). Kuota calon mahasiswa jalur USMI sebanyak 70 persen dari total mahasiswa baru atau sekitar 2300 orang dari 3400 orang.

Sedangkan jalur UTM merupakan seleksi calon mahasiswa berdasarkan talenta kepemimpinan dan jiwa kewirausahaan calon mahasiswa. Jalur BUD merupakan kerjasama IPB dengan Pemerintah Daerah. Ketiga jalur tersebut telah selesai dilaksanakan. “Bagi siswa yang minat masuk IPB bisa mengikuti jalur SNMPTN yang akan dilaksanakan 16-17 Juni mendatang atau Program Diploma IPB,”ujar Dr.Swastiko. Siswa SMA jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dapat masuk IPB melalui jalur IPC- SNMPTN. Ada dua fakultas yang dapat dipilih siswa SMA melalui jalur IPC ini yakni Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) dan Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM).

Komponen utama dalam sistem seleksi masuk IPB diantaranya; murni prestasi akademik, membuka akses seluas-luasnya putra-putri terbaik dari Sabang sampai Merauke, terbuka untuk siapa saja (tidak ada diskriminasi terhadap suku, agama, daerah, warna kulit dsb), memberi kesempatan seluas-luasnya bagi seluruh lapisan masyarakat dengan status ekonomi kuat, sedang, cukup dan kurang.

Itulah sekedar pengantar Kemana Setelah Lulus SMA khususnya bagi para siswa yang baru saja lulus dari bangku pelajar SMA.

CARIER

MEMBINA KARIR dan MENDAPATKAN PEKERJAAN

Sebenarnya mencari pekerjaan itu gampang-gampang susah, ada yang dapat pekerjaan dengan mudah, ada juga yang kesulitan mendapatkan pekerjaan. Menjadi pengusaha juga tidak mudah, selain perlu modal, nyali untuk mengambil risiko, ketrampilan atas bidang usahanya, pengetahuan yang cukup dan lainnya. Tapi lebih sulit sebenarnya adalah membina karier itu sendiri sehingga mudah dilirik oleh para pencari kerja.

Berikut akan saya bagikan tips-tipsnya berdasarkan yang umumnya diminta oleh perusahaan:

  1. Bekerjalah di bidang yang saling terkait satu sama lain, dan usahakan menetap di pekerjaan tersebut setidaknya tiga sampai lima tahun dengan pencapaian kenaikan jenjang jabatan secara kontinyu. Misalnya anda masuk sebagai staff, usahakan setidaknya cari kerja baru itu kalau sudah naik level jadi asisten manajer atau manajer. Jangan buru-buru pindah kalau masih di bawah, karena perusahaan tidak melihat prestasi kerja anda jika masih di jabatan yang sama apalagi jika tidak ada pencapaian target-target atau proyek-proyek tertentu.
  2. Perluas jaringan anda, baik melalui teman-teman sekantor, teman sesama alumni baik SMA maupun perguruan tinggi, dan juga asosiasi-asosiasi bisnis dan profesional yang menjadi acuan karier anda, misalnya anda seorang pekerja logistik atau supply chain, aktiflah di asosiasi logistik dan sebagainya.
  3. Bina lah hubungan baik dengan bekas atasan ataupun dengan orang-orang yang masih ataupun pernah bekerja dengan anda. Orang Jepang dan Korea umumnya lebih suka mempekerjakan bawahan atau rekan yang sudah dia kenal lama. Mereka tidak suka dengan orang baru yang belum mereka ketahui etos kerja dan kejujurannya. Apalagi jika track record anda sering berpindah kerja, sulit bekerja di perusahaan mereka.
  4. Jangan bekerja dibidang yang anda tidak sukai dan tidak anda kuasai, karena cepat atau lambat karier anda akan menjadi stagnan dan prestasi kerja anda mundur, kalau sudah begini surat PHK bisa segera tiba.
  5. Boleh saja bekerja di bidang baru yang memberikan anda tantangan jika anda seorang yang sangat cepat belajar (fast learner) dan sangat cepat menguasai keadaan (adaptable), namun jika terlalu berisiko dan anda kurang cepat menguasai bahan pekerjaan lebih baik jangan diambil.
  6. Buatlah CV yang menarik, posisi, jabatan dan rutinitas adalah CV yang membosankan dan bisa saja langsung masuk tong sampah. Tapi buat CV berdasarkan posisi/jabatan pencapaian prestasi kerja anda dan proyek-proyek yang anda kerjakan selama itu. Misalnya selama menjadi manajer keuangan, prestasi anda adalah merapikan proses pembukuan menjadi lebih efisien, meningkatkan pendapatan dari piutang dagang yang sebelumnya tidak tertagih, dan lain sebagainya.
  7. Daftarkan diri anda di situs lowongan kerja online seperti Jobs DB dan Karier.com, dan juga di situs network karier seperti Linkedin.com. Umumnya sekarang para head hunter lebih suka mencari pelamar kerja dari linkedin. Utamanya untuk posisi Senior Manager ke atas dan bagi para eksekutif yang dapat menguasai bahasa asing (minimal Inggris).
  8. Pada saat interview, usahakan berpenampilan rapih dan menarik, tidak tegang, relax, dan menjawab pertanyaan dengan cerdas. Buka paradigma berfikir anda secara luas, jawaban-jawaban yang terlampau teknis dan kaku cenderung membuat malas orang yang mewawancarai anda, bahkan bisa kehilangan mood.

Demikan sekilas tips dari saya, semoga bermanfaat dan bisa meningkatkan karier anda.

Wednesday, August 25, 2010

MYTHS

Typical characteristics

The main characters in myths are usually gods or supernatural heroes. As sacred stories, myths are often endorsed by rulers and priests and closely linked to religion. In the society in which it is told, a myth is usually regarded as a true account of the remote past. In fact, many societies have two categories of traditional narrative, "true stories" or myths, and "false stories" or fables. Myths generally take place in a primordial age, when the world had not yet achieved its current form, and explain how the world gained its current form and how and taboos were established.

Related concepts

Closely related to myth are legend and folktale. Myths, legends, and folktales are different types of traditional story. Unlike myths, folktales can take place at any time and any place, and they are not considered true or sacred by the societies that tell them. Like myths, legends are stories that are traditionally considered true, but are set in a more recent time, when the world was much as it is today. Legends generally feature humans as their main characters, whereas myths generally focus on superhuman characters.

The distinction between myth, legend, and folktale is meant simply as a useful tool for grouping traditional stories. In many cultures, it is hard to draw a sharp line between myths and legends. Instead of dividing their traditional stories into myths, legends, and folktales, some cultures divide them into two categories, one that roughly corresponds to folktales, and one that combines myths and legends. Even myths and folktales are not completely distinct. A story may be considered true (and therefore a myth) in one society, but considered fictional (and therefore a folktale) in another society. In fact, when a myth loses its status as part of a religious system, it often takes on traits more typical of folktales, with its formerly divine characters reinterpreted as human heroes, giants, or fairies.

Myth, legend, and folktale are only a few of the categories of traditional stories. Other categories include anecdotes and some kinds of jokes . traditional stories, in turn, are only one category within folklore, which also includes items such as gestures, costumes, and music.

More...........

Sunday, August 22, 2010

SPEECH / PIDATO

Pidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum atau berorasi untuk menyatakan pendapatnya, atau memberikan gambaran tentang suatu hal. Pidato biasanya dibawakan oleh seorang yang memberikan orasi-orasi, dan pernyataan tentang suatu hal/peristiwa yang penting dan patut diperbincangkan. Pidato adalah salah satu teori dari pelajaran bahasa indonesia maupun bahasa Inggris.

Pidato biasanya digunakan oleh seorang pemimpin untuk memimpin dan berorasi di depan banyak anak buahnya atau khalayak ramai. Berikut ini contoh-contoh teks pidato baik dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

Friday, August 20, 2010

Bagaimana Mengatasi Kegagalan?

"Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran". (Q.S Al-asr ayat 2-3)

Dalam firman Allah yang sangat singkat di atas, banyak sekali makna yang terkandung di dalamnya. Terkait dengan berbagai hal. Dalam hubungan dengan ekonomi mari kita mencoba mengutip beberapa makna yaitu kita diperintahkan untuk menta’ati kebenaran maksudnya kita wajib mematuhi apa yang diperintahkan Allah dimana Allah telah memberikan petunjuk bagi umat manusia untuk keselamatan hidup di dunia dan akhirat. antara lain kita diwajibkan untuk berusaha dan menuntut ilmu. Saling nasehat menasehati yang dapat diartikan bahwa kita diperintahkan untuk berkelompok, bekerjasama untuk saling memberi petunjuk, membuat perencanaan dan melaksanakannya secara bersama dan kita harus bersabar.

Sejalan dengan uraian tersebut di atas marilah kita pahami apa yang ditulis oleh Napoleon Hill bahwa segala hal yang diciptakan atau diperoleh manusia dimulai dalam wujud keinginan. Keinginan adalah tahap yang pertama untuk mengubah keadaan, dari abstrak ke bentuk nyata, tercipta dari suatu imajinasi, di mana rencana untuk transisi tersebut haruslah diciptakan dan tersusun dengan baik.

Pembentukan suatu definisi, rencana praktis, atau rencana-rencana lainnya, dimana perubahan bentuk ini bisa dibuat dalam suatu perencanaan adalah suatu langkah yang sangat penting. Bagaimana caranya membangun rencana-rencana yang praktis:

  • Mulailah dengan membuat kelompok kecil selanjutntnya bergabung kesuatu kelompok banyak orang-orang ketika anda mungkin memerlukan untuk membuat dan menyelesaikan rencana anda atau merencanakan untuk akumulasi penggunaan uang. Tentukan gagasan dasar. (Pemenuhan instruksi ini adalah mutlak penting. Jangan melalaikannya). Mulanya anda hanya memerlukan bantuan keluarga misalnya orang tua, kerabat atau teman untuk mendapatkan nasehat, modal atau bantuan lainnya yang sangat sederhana, sehingga anda dapat mewujutkan keinginan anda, merencanakan dan memulai suatu usaha.
  • Setelah usaha anda berjalan dan berkembang anda perlu tambahan bantuan orang lain dengan melibatkan beberapa keluarga, teman atau orang lain yang anda bayar untuk membantu anda. Sebelum membentuk persekutuan, putuskan apa keuntungan-keuntungan dan manfaatnya. Anda boleh menawarkan setiap anggota kelompok sebagai pengganti kooperasi mereka. Tidak seorang pun akan bekerja tak terbatas tanpa beberapa wujud ganti-rugi. Tidak ada orang yang cerdas manapun yang meminta atau mengharapkan suatu pekerjaan tanpa ganti-rugi yang cukup, meski ini mungkin tidak selalu ada dalam wujud uang.
  • Adalah suatu kesalahan besar bila anda merasa bahwa andalah yang pintar sehingga anda tidak merasa perlu memperoleh/memanfaatkan gagasan anggota kelompok anda. Susunlah strategi untuk mengumpulkan gagasan para anggota kelompok anda sedikitnya dua kali satu minggu, dan lebih sering jika mungkin, sampai anda sudah bersama-sama menyempurnakan rencana yang perlu, atau merencanakan untuk akumulasi uang.
  • Selanjutnya anda dituntut untuk belajar agar anda dapat mengatur keselarasan dengan anggota lainnya yang telah anda libatkan dalam usaha anda. Dan begitu seterusnya sehingga anda berubah menjadi kelompok yang lebih besar. Pelihara keselarasan sempurna antara diri sendiri dan setiap anggota kelompok anda. Jika anda gagal untuk menyelesaikan instruksi ini secara tepat dan teliti, boleh jadi anda akan mengalami kegagalan. Gagasan dasar tidak bisa diperoleh di mana keselarasan sempurna tidak berlaku.

INGAT FAKTA-FAKTA INI: Pertama Anda sibuk dengan satu karya, itu adalah arti penting yang utama pada anda. Untuk memastikan kesuksesan, anda harus mempunyai rencana-rencana yang bersifat sempurna. Ke dua. Anda harus mempunyai tambahan pengalaman, pendidikan, kemampuan dan imajinasi dan berfikir jauh ke depan. Ini harus selaras dengan metoda-metoda yang diikuti oleh semua orang yang sudah berhasil mengumpulkan suatu kekayaan yang besar. Tidak ada individu mempunyai pengalaman cukup, pendidikan, kemampuan, dan pengetahuan untuk menjamin akumulasi suatu kekayaan yang besar tanpa kooperasi dari orang-orang yang lain. Setiap rencana anda mengadopsi di dalam usaha anda untuk menghimpunkan kekayaan, harus menciptakan hubungkan diri sendiri dan semua anggota yang lain dalam kelompok. Anda boleh memulai rencana-rencana anda sendiri, yang manapun di dalam keseluruhan atau sebagian, hanya perhatikan bahwa rencana-rencana itu harus dievaluasi, dan disetujui oleh para anggota persekutuan anda. Jika rencana yang pertama yang anda adopsi tidak bekerja dengan sukses, anda menggantikan nya dengan suatu rencana yang baru, jika rencana baru ini gagal untuk bekerja menggantikannya, pada gilirannya menggantinya lagi dengan yang lainnya dan seterusnya, sampai anda menemukan suatu rencana yang bekerja dengan baik. Tepat disini adalah pokok di mana mayoritas orang mengalami kegagalan, oleh karena ketiadaan PERSISTENCE mereka di dalam menciptakan rencana-rencana baru untuk menggantikan yang gagal. Manusia yang paling cerdas manapun tidak bisa berhasil di dalam mengumpulkan uang di dalam rencana-rencana karya tanpa pendukung lain yang bersifat dapat dikerjakan dan praktis. Hanya mengingat-ingat fakta ini, dan mengingat ketika rencana-rencana anda gagal, camkan bahwa kekalahan sementara bukanlah kegagalan permanen. Mungkin hanya berarti bahwa rencana-rencana anda belum bunyi. Bangun rencana-rencana lain. Mulailah sekali lagi. Thomas A. Edison “yang menagalami kegagalan ” 10,000 kali sebelum ia menyempurnakan bohlam penerangan elektrik yang bercahaya. Bahwa dia menemukan kekalahan sementara sepuluh ribu kali, sebelum usaha-usaha nya dikaruniai.

Menyimak Penyebab Kegagalan

Seperti halnya kesuksesan, setiap orang pun bisa mengalami kegagalan! Tak terkecuali orang-orang jenius yang kecerdasannya mendekati sempurna. Karena, memang tak ada jaminan bahwa orang pintar akan selalu sukses. Makanya, jangan heran, jika Anda menemui rekan sekolah Anda yang dulu dikenal pandai dan cerdas namun akhirnya hanya merutuki nasib karena masa depannya yang suram! Apa penyebabnya? Di luar nasib dan faktor 'lucky', banyak hal yang bisa memicu kegagalan orang-orang pintar. Namun berdasarkan wawancara dan survei yang dilakukan pada 200 orang pintar di Amerika, ada enam hal penting penyebab kegagalan bagi mereka. Coba simak:
  • Kurang ketrampilan sosial
Seberapa pun hebatnya intelegensi akademis Anda, Anda tetap perlu memiliki intelegensi sosial, seperti kemampuan mendengarkan, peka terhadap perasaan orang lain, memberi dan menerima kritik dengan baik. Orang yang memiliki intelegensi sosial tinggi mampu mengakui kesalahan mereka dan tahu bagaimana membina dukungan tim. Intelegensi sosial bisa diperoleh dengan banyak berlatih.
  • Tidak cocok
Sebuah kesuksesan memerlukan kecocokan antara kemampuan, bakat, kepentingan, keinginan, kepribadian, dan nilai-nilai dalam pekerjaan Anda. Bila Anda merasa tidak cocok, maka jangan ragu untuk meninjau perilaku pekerjaan dan menyesuaikan atau mengubah pekerjaan Anda selama ini. Bagi beberapa orang, pokok persoalannya adalah seberapa besar resiko yang berani diambil.
  • Tidak ada komitmen
Sesuatu yang dilakukan setengah-setengah akan memperbesar kemungkinan gagal. Suatu tujuan perlu dibarengi tekad, semangat, dan komitmen yang kuat untuk mencapainya. Kurangnya penghargaan pada diri sendiri merupakan penyebab dasar kegagalan. Untuk bisa ambil bagian dalam sukses, Anda harus yakin bahwa Anda bisa melakukannya.
  • Kurang fokus
Beberapa orang melakukan terlalu banyak kegiatan sehingga akhirnya tidak melakukan satu pun dengan baik. Fokuskan kembali diri Anda pada apa yang paling baik dilakukan. Sadarilah keterbatasan Anda, tetapkan prioritas, dan susun organisasi usaha Anda.
  • Kurang menyadari rintangan
Kadang, banyak rintangan tersembunyi yang sulit diperangi. Umur, diskriminasi jenis kelamin dan ras merupakan jenis rintangan yang sering tidak disadari. So, Anda harus meninjau kembali, berdasarkan analisa yang benar mengenai situasi, untuk merebut kembali kontrol atas kehidupan dan masa depan Anda.
  • Kemalangan
Siapapun tidak bisa menolak adanya takdir, entah itu takdir baik atau buruk. Dan siapa pula yang bisa menolak ketika kemalangan itu harus Anda alami? Seandainya ini terjadi, yang harus Anda lakukan, jangan menyalahkan diri sendiri! Ingat, meski tak bisa menolak kemalangan itu, namun selalu ada jalan untuk memperbaikinya. Pada akhirnya, kegagalan bukanlah 'jalan buntu' untuk mencapai sukses. Kesempatan datang silih berganti. Jika hari ini Anda gagal, mungkin besok Anda akan sukses. Jika Anda mampu berpikir jernih mengenai kegagalan dan menyadari bahwa dalam hidup ini selalu ada pilihan, Anda akan bisa menyikapi sebuah kegagalan sebagai pelajaran yang berharga. Ingat, tak ada orang yang lebih bodoh selain tidak bisa memetik pelajaran dari sebuah kegagalan.

Wednesday, August 4, 2010

MIND MAP (terjemahan dalam bahasa Indonesia)

Mind Mapping merupakan teknik yang berguna yang meningkatkan cara Anda membuat catatan, dan mendukung dan meningkatkan pemecahan masalah secara kreatif Anda. Dengan menggunakan Peta Pikiran, Anda dapat dengan cepat mengidentifikasi dan memahami struktur subjek, dan cara yang cocok potongan-potongan informasi bersama, serta merekam fakta-fakta mentah yang terdapat dalam catatan normal.
Spacer
Selanjutnya >>> Klik disini....

MIND MAPPING

Mind Mapping atau Peta Pikiran adalah metode mempelajari konsep yang ditemukan oleh Tony Buzan. Konsep ini didasarkan pada cara kerja otak kita menyimpan informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa otak kita tidak menyimpan informasi dalam kotak-kotak sel saraf yang terjejer rapi melainkan dikumpulkan pada sel-sel saraf yang berbercabang-cabang yang apabila dilihat sekilas akan tampak seperti cabang-cabang pohon.

Selengkapnya >>>Klik disini.....

Tuesday, August 3, 2010

TEST KEPRIBADIAN

Persepsi adalah kemampuan psikologis individu untuk sadar pada hal-hal, orang-orang dan ide-ide. Judgment melibatkan berbagai cara untuk menyimpulkan apa yang telah dipersepsikan individu tersebut. Kalau orang berbeda satu sama lain ketika mempersepsikan sesuatu juga ketika melakukan judgment, maka perbedaan ini juga mempengaruhi minat, ketrampilan, nilai-nilai serta reaksi mereka. >>>kENaLI dIRi aNDa

Test Your IQ

IQ Test Lab berikut akan membantu anda untuk mengetahui tingkat kecerdasan anda. Test dapat anda lakukan secara online gratis tanpa biaya sedikitpun. Analisis lebih akurat, dan andapun dapat mengenali siapa diri anda sebenarnya.... >>>1. IQ Lab. Test or >>>2. IQ Test ( How Smart You Are )

Monday, August 2, 2010

KIAT-KIAT MENCAPAI TARGET BELAJAR

Setiap kita pastinya ingin sukses dalam belajar, dan tidak menginginkan cara instant yang tidak terhormat. Seperti dengan menyontek, menyuap guru, membeli soal bocoran, dan sebagainya.

Akan jauh lebih puas jika Anda bisa berhasil dalam studi Anda dengan menerapkan belajar efektif.

Memang, bagi sebagian orang kata belajar masih identik dengan sebuah keharusan yang menjemukan. <<<>>>

BELAJAR EFEKTIF

Langkah-langkah belajar efektif adalah mengetahui:
  • diri sendiri
  • kemampuan belajar anda
  • proces yang berhasil anda gunakan, dan dibutuhkan
  • minat, dan pengetahuan atas mata pelajaran anda inginkan
  • More>>>Click Here>

Thursday, July 29, 2010

Kualitas Pendidikan Indonesia Di Mata Dunia

Menikmati pendidikan belasan tahun di Indonesia membuat saya miris. Penilaian berorientasi hasil, bukan proses. Pembinaan mengabaikan EQ dan SQ. Isinya hafalan, cara cepat membabat soal, dan “ilmu” yang ketika diingat malah makin membuat lupa — tanpa penekanan soal pemikiran kritis dan pembentukan sikap mental positif. Trilogi dasar aspek pendidikan kognitif-psikomotor-afektif (sengaja?) diabaikan. Di Indonesia, kualitas guru di Indonesia juga masih (maaf) memprihatinkan. Lulusan sekolah menengah yang jempolan biasanya lari ke tempat yang mentereng: Ilmu Kedokteran, Teknik, Ekonomi, dan sebagainya. Praktis, mereka yang masuk Ilmu Pendidikan adalah “sisa” yang gagal bersaing masuk ke jurusan elit.
Contoh lain adalah UAN yang baru saja lewat beberapa waktu lalu. Sesuai PP 19/2005, UAN adalah indikator kelulusan. Namun banyak yang menilai UAN tak bermanfaat karena hanya mengkondisikan penyelewengan — demi anak didik dan sekolah terangkat citranya. Guru, kepala sekolah, dan bahkan pejabat daerah terlibat jadi tim sukses. Passing grade ditetapkan, tapi sarana, prasarana, dan sumberdaya belum terkondisikan. Begitu hasil jeblok, segala cara agar murid lulus, bukan dengan introspeksi. We want to look good, but didn’t want to be really good. Sebagian menyayangkan jerih payah tiga tahun hanya ditentukan dalam tiga hari. Banyak murid cerdas diterima SPMB Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru, tapi gagal dalam UAN. Murid cerdas justru terbebani mentalnya. Apalagi, andaikata tak lulus, mereka musti mengulang Paket C yang prestisenya kalah jauh. Dorongan belajar pada akhirnya justru sulit dibangkitkan dan hasil maksimal mustahil diperoleh. Di sisi lain, kualitas pendidikan memang sedemikian rendahnya. Dengan passing grade yang cukup rendah dibanding negara tetangga, masih banyak juga yang tidak lulus. Ketika ada wacana untuk menaikkan standar, protes di sana-sini. Solusinya? Mungkin kembalikan saja ke sistem Ebtanas lama yang dirasa lebih “fair” dan tidak mengundang banyak masalah — sembari menunggu format UAN yang benar-benar pas buat negeri ini. Atau, sebelum UAN, misalnya sekolah mengadakan seleksi intern sehingga hanya benar-benar murid yang siap yang bisa mengikuti UAN. Atau, UAN dilakukan dengan beberapa passing grade: yang nilainya sekian bisa mendaftar S1, yang sekian hanya bisa mendaftar diploma, yang kurang bisa mengulang tahun depan. Di Singapura, hanya murid tertentu yang qualified yang bisa lanjut S1, sementara sisanya masuk ke program diploma/poltek (atau TAFE kalau di Australia). Atau, mencontek di negara maju, murid yang lulus UAN mendapat ijasah UAN, sementara yang tidak hanya memperoleh ijasah sekolah atau tanda tamat belajar. Di Inggris misalnya, setelah pendidikan wajib 16 tahun, murid bisa langsung kerja atau ambil A-Level selama dua tahun untuk persiapan kuliah. Di akhir program ada tes nasional dimana murid yang mendapat nilai A pada mata pelajaran utama bisa langsung masuk universitas favorit seperti Oxford, Cambridge, Imperial College, dan sebagainya. Yang jelas, jika KBK/KTSP diterapkan, kita semua musti konsisten. Evaluasi harus berdasarkan proses. UAN tak perlu dipaksakan sebagai penentu kelulusan. Tapi sejauh mana kesiapan kita (terutama di daerah) untuk menerapkannya? Itu PR kita bersama. >>> read more ..Click here

KUALITAS PENDIDIKAN INDONESIA SUATU REFLEKSI

Perkembangan kualitas pendidikan di Indonesia telah berlangsung dalam empat era yaitu : 1). Era kolonial, 2). Era Orde Lama, 3). Era Orde Baru. 4). Era Reformasi. >>>read more>>> Click here

Character Building, Bidang Studi yang Terabaikan?

Multiple Intelligences Research (MIR). MIR ini berfungsi untuk mengetahui gaya belajar siswa, sebuah data yang sangat penting yang harus diketahui oleh para guru yang akan mengajar mereka

CHARACTER BUILDING

Kini, kalau saya mendengar orang mengucapkan kata-kata ini, ia berlalu begitu saja, tidak mampir di otak atau hati saya. Apakah character building atau pembinaan watak kini sudah bukan masalah lagi di Indonesia?.................

MINDSET

Mengapa mindset sukses ini penting? Karena mindset sukses mendorong anda melakukan ACTION setiap saat guna meningkatkan kualitas hidup anda. Bukan cuma yang berhubungan dengan kesejahteraan hidup, tapi juga bagaimana menjaga kesehatan anda, mempersubur cinta anda pada orang-orang di sekeliling anda, dan segi-segi kehidupan lain yang anda anggap penting.

POSITIVE MINDSET

kid.jpgDalam tulisan mengenai Law of Attaction (Hukum Tarik Menarik) — yang bisa Anda baca disini dan disini — kita telah membahas mengenai betapa sesungguhnya pola pikir dan rajutan imajinasi kita memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sejarah masa depan hidup kita.

Wednesday, July 28, 2010

Berpikir Positif

12 CARA MEMBANGUN SIKAP “BERPIKIR POSITIF”

Pernahkah kamu menghadapi situasi dimana harus memutuskan atau menentukan pilihan, tapi diri kamu dipenuhi keragu – raguan karena berbagai pertimbangan tentang “bisakah aku?” “jangan – jangan”………….”, “Kalau……lalu bagaimana ?” Sementara sahabatmu dengan penuh percaya diri memberimu semangat dengan jawaban “ah……….itu sih gampang”,…….Siapa takut?” >>>Selengkapnya (click disini )

Saturday, July 24, 2010

TIPS SEKOLAH KELUAR NEGERI

Sekolah keluar Negeri, Mengapa tidak??? Saat ini, tak dapat dipungkiri, tidak sedikit putra putri bangsa kita membuat angan-angan dan bahkan keputusan untuk mencari tempat alternatif dalam menentukan masa depan mereka. Singapura, Australia, Kanada, Jerman, Perancis, dan banyak lagi negara asing yang menjadi destinasi dimana tempat-tempat tesebut menjadi pilihan untuk melanjutkan pendidikannya. Ada apa sebetulnya dengan Indonesia? Inilah PR besar bagi semua pelaku pendidikan; guru, dosen, bahkan pemerintah. Anggaran 20% dari total APBN, program-program pendidikan yang terus menerus ditambahkan (tanpa memperhitungkan kebutuhan ???), sarana prasarana yang semakin ditambah (belanja barang banyak tapi koq kualitasnya tidak bertambah canggih??/// ternyata harga yang tertera di nota saja yang tinggi...), hasil Ujian Nasional yang mencengangkan (mark up??), dan banyak lagi hal-hal luar biasa yang tersedia/disediakan bahkan yang tak terjangkau nalar pun bisa dijumpai disini.. Dapat dibayangkan, apabila semua sumber dana dan daya yang tinggi tersebut memang benar-benar dikelola dengan baik dan benar, maka negara ini tidak akan pernah ditinggalkan oleh putra putri yang merupakan omset dan bibit unggul yang nantinya akan dapat menguasai dunia. Namun, apa kenyataan....? Tapi tak apalah, apapun bentuknya, inilah tempatku berada. Sebuah tempat dimana aku bisa melakukan apapun yang kumau..... Jujur saja, meskipun ada ketidakrelaan melihat putra-putri bangsa ini merasakan ketidakpuasan dalam memenuhi kebutuhan masa depannya didalam negeri dan memilih untuk berkelana keluar negeri, namun menyediakan informasi supaya mereka memperoleh hal terbaik bagi mereka tidaklah merugikan.... Semoga setelah menjadi yang terbaik di negeri seberang tidak lupa untuk kembali pulang guna mengabdikan diri membangun negerinya supaya berubah wajah semakin baik ( dengan catatan: bila sudi kiranya kembali).